07 Agustus 2018
GREBEG PRING URIP
Grebeg Pring Urip 2018 adalah edisi perdana dari acara grebeg pring urip yang rencananya akan menjadi agenda tahunan desa Ringinagung, Magetan pada setiap awal tahun baru Hijriyah.
Pring Urip adalah sebuah filosofi kehidupan dan realita yang berkembang ditengah masyarakat desa khususnya desa Ringinagung dan sekitarnya. Pring dalam bahasa jawa halus yang berbunyi Deling atau maknanya kandelno anggonmu eling (Tebalkan akan Imanmu kepada yang maha hidup). Urip dalam sebuah bahasa hidup dan kehidupan hidup mengandung makna hidupmu yang menggantung pada dzat yang maha hidup serta menghidupi semua aspek kehidupan.
PRING URIP: sebuah arti kandelno angenmu, eling marang kang maha urip, kang tansah Urip ono panguripane alam kabeh (tebalkan imanmu kepada Tuhan yang maha hidup dan selalu kekal dalam setiap kehidupan)
PRING URIP dalam kehidupan pedesaan, bahwa masyrakat desa selalu menggunakan pring (bambu) dalam setiap kehidupanya mulai sebagai tali, pikulan, capil, tempat tidur kursi bahkan tempat tinggalpun selalau pakai usuk atau reng dari Pring (bambu) dalam bahasa keseharian orang desa omahe isor pring, itu sebuah bahasa nyata tapi memiliki filosofi yang amat sangat mendalam bahwa orang desa itumemiliki tempat berlindung di bawah pring (bambu) yang dalam bahasa jawa halus disebut deling yang menggambarkan bahwa orang desa selalu di dalam suasana rumah yang selalu mengagungkan serta pasrah dan menerima semua kehendak Tuhan yang Maha Esa.
PRING sebagai alat kehidupan mulai dari akar sampai daunnya bisa bermanfaat bagi kehidupan serta memiliki sebuah pesan budaya desa yang adi luhur bagi semua anak bangsa
Pada edisi perdananya ini Grebeg Pring Urip mengambil tema “Nyawijining Krenteg” dan dijadwalkan digelar pada tanggal 7-13 September 2018.